PERINDU SENJA


‪Ku berdiri di depan pelataran rumah yang kian meredup dari kilauan cahaya,‬

‪Menghirup karbondioksida yang merayap sendu di angkasa,‬

‪Cahaya kuning tajam mulai bersorot sapa di bibir halaman,‬

‪Hingga lampu-lampu jalan mulai bersinar tegar melawan gelap nya angkasa,‬

‪Dan aku,
 ‬
‪Masih terpaku dengan kesunyian lalu lalang kendaraan,‬

‪Mungkin kah ini aku? ‬

‪Atau hanya majinasiku?‬

‪Waktu memang tentu telah berlalu,‬

‪Keadaan juga pasti tidak lagi seperti dulu,‬

‪Dan aku, hanya diam, sebagai sang perindu.‬

Comments

Popular Posts